Pada Tanggal 24-25 Januari 2009, Eight Community berhasil menaklukkan Coban Rondo yang dingin dan adem (apa bedanya?!). Team Jambore Eight Community (JEC) Beranggotakan 7 orang yaitu Tangguh, Dru, Andik, Reka(the lost boy), Yudha (ketua EPALA), Deta, dan Hamdanro.
Survey Lokasi
Team mengadakan survey lokasi yang dilakukan pada tanggal 17 Januari 2009 yang bertujuan untuk melakukan pemilihan ground kemping, studi geografis dan topografi ground dan membooking ke Jagawana setempat.
Survey ini penting mengingat belum ada anggota team yang pernah kemping di Coban Rondo sebelumnya. Andik, salah satu anggota team, sering kemping di Coban Talun sehingga buta tentang Coban Rondo. Survey akhirnya memilih tempat di ground Makadam 13. Sekedar info, Coban Rondo men-charge setiap pengunjung Rp. 8000 untuk wisata dan Rp. 6000 untuk kemping, belum termasuk sepeda Rp. 2000. Sedangkan penyewaan Ground tidak dikenai biaya.
Ground Makadam terletak sekitar 150 meter dari Pos Jagawana, 200 meter dari MCK, 100 meter dari warung dan 200 meter dari mushola. Meskipun agak dekat dengan warung namun team sudah berikrar untuk sebisa mungkin tidak makan di warung karena akan mengurangi esensi dari kemping.
Team juga melakukan interview dengan Jagawana setempat mengenai kondisi Coban Rondo belakangan, hal ini untuk mengorek info mengenai cuaca, lokasi yang menarik dan kondisi-kondisi terkait. Jagawana menyatakan bahwa fenomena hujan deras akan mewarnai cuaca hingga menjelang imlek, namun intensitas hujan akan semakin berkurang. Hal ini yang membuat kami semakin mantap dengan pemilihan tanggal 24 dan 25 (dan terbukti meskipun tidak sepenuhnya cerah namun hujan tidak merusak acara kemping kami).
Di Coban Rondo tidak hanya air terjun yang memikat hati namun juga keberadaan munyuk-munyuk (monyet-monyet) liar yang hidup berkeliaran di pohon-pohon sekitar Coban. Bahkan kita juga bisa berinteraksi dengan mereka (tentunya dengan bahasa munyuk).
Hari Keberangkatan
Pukul 06.00, Sabtu 24 Januari 2009, hari masih begitu pagi, matahari masih malu-malu dibalik awan mendung yang bergelayut manja. Dru datang ke rumah Andik dengan membawa kabar bahwa carteran mikrolet milik Pak Basuki biayanya Rp. 125.000 untuk sekali berangkat. Wah! tentu saja terlalu mahal, maka akhirnya kami pun meng-call salah satu rekanan yaitu Cak Warno. Cak Warno ini adalah pengusaha carteran pick-up kenalan Andik yang usut punya usut masih ada kaitan dengan masa kecil si Tangguh. Harga Rp.200.000 PP masuk akal bagi kami dan mengharuskan team untuk urunan total Rp.50.000 per orang (ongkos kemping, sewa peralatan kemping, makanan,transport). Setelah urusan transport beres maka kamipun bergegas menuju rumah Reka untuk mencari kayu Bakar. Semua sisa kayu bangunan yang tidak terpakai kami usung ke masjid untuk di jemur dan di pack ke dalam kebo (bagor/karung beras). Total 4 kebo penuh kayu kami siapkan untuk acara api unggun di Cban nanti.
Pukul 12.30 semua anggota team telah berkumpul dan Pick Cak No pun telah tiba, mendadak ujan mengguyur dengan tiba-tiba membuat kami kelabakan dan akhirnya membuat tenda darurat di atas pickup dengan menggunakan banner. Beberapa anggota team juga memilih membungkus kaki dengan menggunakan plastik karena menghemat sepatu (masak belum apa-apa sudah basah duluan, eman).
Perjalanan Malang-Coban Rondo akhirnya berlangsung dalam keadaan kering, padahal sempat ujan deres di Tlogomas tapi begitu masuk Landung sari mendadak cuaca kembali terang.
Cillukk Baaaa
Great Smile Bahagia Beneeerr
Berlindung Di Bawah Banner dari Guyuran Hujan
Pendirian Tenda
Sesampainya dilokasi sekitar pukul 1.30 team langsung melakukan tugas masing-masing, sebelumnya team telah dibagi menjadi 3 team kecil, yaitu divisi tenda&terpal, divisi logistik dan divisi Quality Control. Divisi terpal dan tenda segera membongkar kelengkapan tenda sewaan dan langsung mendirikan tenda. Divisi logistik membuat dapur umum, menstabilkan posisi logistik.
Belum lama berselang tiba-tiba hujan kembali menyapa, akhirnya dibawah guyuran hujan team terus berjuang mendirikan tenda dan terpal. Untungnya keadaan panas, ujan dan dingin telah diantisipasi betul oleh team sehingga kegiatan pendirian tenda tidak terganggu.
Api Unggun dan Game Jujur-Jujuran
Karena lupa tidak membawa papan catur, maupun kartu domino, maka saat api unggun pun kami habiskan dengan game-game seadanya yaitu game "pancasila ada 5" dan game "jujur-jujuran". Game "pancasila ada 5" ini intinya adalah setiap pemain harus cepet-cepetan menjawab nama orang/benda terkait dengan kategori yang dimainkan menurut abjad (misalkan abjad yang muncul A kategori artis maka jawabannya adalah Ari wibowo). Pemain yang tidak bisa menyebutkan yang diminta abjad maka dinyatakan kalah dan harus menerima hukuman.
Game Jujur-jujuran adalah adaptasi dari game truth or dare, dimana ada korek gas yang diputar ditengah-tengah kemudian orang yang terkena tunjuk maka harus menjawab pertanyaan dari segenap anggota dan jawaban harus jujur! Walhasil terkuaklah tabiat-tabiat dan perilaku rahasia dari masing-masing anggota. Saking rahasianya hasil permainan itu maka kami sepakat untuk meng-off the record kan semua rahasia yang terkuak
Menghangatkan diri didekat Api Unggun
Anggota Hamas setelah gencatan senjata malah bergabung dengan EPALA
Serpihan Hati ini kupeluk erat akan kubawa sampaiku mati, memendam rasa ini sendirian hehehe peace bro
Balada Adidas dan Lampu Badai
Tracking Hari Terakhir
Acara minggu pagi adalah senam pagi yang dipimpin Tangguh yang diikuti semua anggota team. Senam pagi ini penting mengingat agenda team berikutnya adalah tracking untuk mencapai coban rondo di bagian atas (bukan menikmati jatuhnya air, tapi melihat langsung dari bagian atas air terjun). Diawali dengan sarapan "Super Bubur" yang GeJe (gak jelas) yang disiapkan oleh divisi logistik. divisi logistik ini TOp MArKotoB, selalu sedia makanan buat team, gak pernah absen cuci-cuci namun juga tetap ramah melayani team (salut buat Hamdanro dan Reka yang penuh dedikasi!).
Team bertolak dari basecamp untuk memulai petualangan, Yudha koyok kate mudik ae
Jalan Menajak Yang Terjal akan Kulalui
Buang Sauhhh dulu Ahhhhh
Tangguh Adi Yoga (bener-bener sesuai dengan namanya)
Setelah satu jam perjalanan, team tersesat Coban yang selama ini jadi patokan adalah Coban Tengah (lebih tinggi daripada Coban Rondo), makanya gak sampai-sampai, akhirnya team memutuskan untuk turun saja mengingat cuaca yang mulai mendung dan beberapa anggota team terlihat kelelahan. Daripada memaksakan diri team akhirnya menuju ke Coban Rondo.
Pose team yang kelelahan setelah hampir sejam tracking mencari Coban Rondo bagian atas
Salut Mas! the Lost Boy yang meskipun ranselnya berat, sleeping bagnya gede, dan beberapa kali terperosok namun tetap semangat sampai sejauh itu
Hamdanro dan Deta yang sedang beristirahat di puncak gunung
Maka demikian lah jejak petualangan kami di Coban Rondo, meskipun singkat namun penuh kesan mendalam. Teman-teman juga semakin kenal dan semakin akrab satu-sama lain. Akhirnya harapan kami akan ada petualangan berikutnya yang lebih menantang dan lebih seru lagi.
Salam dari Kami
-EPALA-
Eight Pecinta Alam
Fact:
1. Team kena biaya cuci ransel dan penggantian lampu badai yang mbleduk total Rp.25.000
2. Telah ditambahkan beberapa kosa kata baru selain kata "Peehh", yakni "K**t*l kuro","geje", "Nggejrak", "Fu*ka", "kikuk", "lai-lai".
3. Mie dan Super Bubur bikinan logistik tidak menimbulkan efek samping e :)
Yudha (ketua EPALA)
>>Ngawoor, semena-mena, sembarangan, opo epala iku gak onok!!
2. Telah ditambahkan beberapa kosa kata baru selain kata "Peehh", yakni "K**t*l kuro","geje", "Nggejrak", "Fu*ka", "kikuk", "lai-lai".
>> Tambahan "MEleCER" hahahahhaa
3. Mie dan Super Bubur bikinan logistik tidak menimbulkan efek samping e :)
>> makanan ini bikin GJ (gagal jantung)
Sumpah!!! Nice story, bro..!! Q njaluk fotone yOw,,
Hwaaaa,,muleh2 boyog krOsO kate pedhOt,,sirah luwe,,weteng ngelu,,
Tp fun bgt,,unforgettable moment kLo ku blh blg,,dpt bnyk inspirasi dr yg muda2,,tp nyantai aja,,semua ada aturan maen,,iya kan??
Tmbhan vocab "dogma", "penyusutan", "agaisme",,hwehehe
Bagi yg blm sempat ikut,,ikutO pren kLo ada acara semacam ini lg,, I swear by God, gak bkal nyesel,, bnyk hikmah yg bs diambil,,
Dru, yg spt org gilah,,
deta, yg lbh bnyk wiritan,,
ndik, mari iki tak ijOli,,ngenteni tgl enOm =p
maZ reka, sing iso megelno tibake,,
yudha, anak alam sejati,,
aga, vocab sing aneh2,,tp mbanyoL,,
aku, sing jarene terancam gak lu2s,,mendramatisir!! X-D
maZ No, ii..wOw,,macho man..!!
Hwaaaaaaaaaaaa,,legO..!!!!
tambahan vocab: "bakekok"
lain kali ayo taklukkan coban tengah cek iso ndelok air terjun teko nduwur
"Anggota Hamas setelah gencatan senjata malah bergabung dengan EPALA"
>>iyo rek mosok mek perang thok, refresing cek gak strezz<<
Lho aku kok iso javanesse??
Wassalam..
wahahahahhahaha....
Bakekok e...
sekian,, Ini udah low Battery...
ckikikiiiii
yoyoyo,,petualangan temenan iku..
tapi next time kalu direancankan di bulan sing ga ujan paling tambah akeh sing melu..
aku yo pengen melu sak jane jeh..
Pada mulanya aku ya berpikir apa yg tlah direncanakan tmn2 itu adl IDE GILA,,hujan2 gini..gak ada ojek..becek,,CAMPING??!!
Hm,,namun,,kusadar segala sesuatu terasa semakin berat jika hanya dipikir & dibayangkan semata,,kita harus menjalaninya agar bisa mengerti terasa seberat apakah itu & bisa melaluinya dg wajah puas & penuh rasa syukur..
Perasaan itu aku rasakan saat 2 jam tracking menuju ke coban rondo..kesasar-sasar,,berat & desperate,,namun begitu menemukan tujuan..hwaaaa..terasa ada kepuasan tersendiri,,
Jangan menyerah oleh keadaan, kawan..!!
Hidup memang penuh laki-laki..eh, liku-liku..!!
Salam perdamaian dari VOA (Voice Of Angakho!!),,hwakakaka,,ketawa gj
Next Adventure waiting for us Lads...
Gone with the wind
wes kata2e mas hamdaro bisa dibuat lagu tuh,
berbakat tiba'e..
ayo sabtu2 bal2an..
moso ndek omah ae
sepertinya piknikx menyenangkan,,